UPTD. TAMAN BUDAYA : CENIDRE OLEH SANGGAR SENI KARYA REMAJA

Kata “Cenidra” dimaknai rasa cemburu dalam garapan ini.
Rasa cemburu tidak saja dalam persoalan asmara, namun bias terjadi dalam kehidupan yang lebih luas apakah itu politik, social, ekonomi dan lain sebagainya. Orang bias saja memiliki rasa cemburu karena kedudukan dalam politik, atau dalam kesenjangan social, atau ketimpangan ekonomi. Demikian pula rasa cemburu tidak hanya untuk orang tua atau dewasa, tetapi bias ada pada anak – anak, demikian luas jangkauan rasa cemburu itu, namun dalam karya ini rasa cemburu (cenidra) dimaknai dlam siklus asmara.
Awal mula gambaran sepasang kekasih yang sedang asik bercinta, tiba – tiba datang perempuan lalu menyatakan diri sebagai kekasih lelaki pasangan yang sedang bermesraan itu, lalu pertengkaran pun tidak bisa dihindari, namun adanya saling pengertian, akhirnya mereka bertiga sepakat damai dan salah satu wanita mengalah. Belum selesai tiba – tiba datang seorang wanita lagi yang mengklaim dirinya juga kekasih pria itu, perang mulut pun terjadi, sampai akhirnya ketiga wanita itu meninggalkan lelaki playboy itu.
Renungan kisah cinta ini dalam bentuk garapan tari joged bumbung namun diolah sedemikian rupa guna memenuhi pemaknaan “cenidra” itu.