Translate

April 23, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Pemilik Jarang Membaca Lontar Tim Konservasi Identifikasi Puluhan Cakep Lontar di Pupuan, Gianyar

Festival Konservasi Lontar serangkaian Bulan Bahasa Bali ke-5 Tahun 2023 dilaksanakan di Banjar Pupuan, Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Jumat (24/2). Saat itu Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar mengkonservasi lontar milik warga I Nyoman Nganin. Lontar yang dapat dikonservasi sebanyak 30 kontar yang terdiri dati 20 cakep lontar dan 10 lontar embatan. Dari 30 lontar tersebut sebanyak 10 lontar yang tidak dapat diidentifikasi.

Setelah melakukan perawatan kemudian mengidentifikasi lontar yang ada, maka tim penyuluh menemukan berbagai jenis lontar. Jenis lontar yang ada yaitu, lontar tutur, usada, wariga, kanda, mantra. “Lontar yang tidak dapat diidentifikasi karena faktor kerusakan,” ujar Koordinator (Baga) Bidang Konservasi Lontar, Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar I Wayan Suparsa, SPd, di sela kegiatan.

Suparsa mengatakan, kegiatan konservasi dimulai dengan observasi kondisi fisik lontar dengan membersihkan debu, kotoran rayap/ngenget, dan mengurut kembali jika halaman naskahnya acak karena terlepas dari cakepannya.

Selesai melakukan konservasi awal tersebut kemudian dilanjutkan dengan tindakan pengawetan menggunakan minyak sereh yang dicampur dengan alkohol 90-95 persen. Alat pendukung yang digunakan dalam kegiatan konservasi ini terdapat kuas lebar 3-4 centimeter, plaster, kain lap, dan benang jika ada tali pengikat lontar yang perlu diganti.

Sementara itu pemilik lontar I Nyoman Nganin, mengatakan dirinya sudah sangat jarang membaca isi lontar sepeninggal orangtua meninggal dunia. Apalagi dengan penglihatan yang sudah mulai berkurang, lontar biasanya hanya diupacarai setiap Rahinan Saraswati.

Dengan adanya upaya konservasi lontar dari Pemerintah Provinsi Bali, Nyoman Nganin menyambut dengan positif. “Dengan adanya program ini masyarakat yang memiliki naskah lontar yang awam dengan tata cara perawatan naskah lontar sangat merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini,” sebutnya.

Pria kalem ini juga berharap perawatan lontar miliknya dapat dilakukan secara berkala oleh Penyuluh Bahasa Bali Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. (*)