Translate

May 5, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Lomba Baligrafi, Selain Indah Bisa Dibaca

Baligrafi bagian dari seni rupa menggunakan dasar-dasar seni yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa (Baligrafi), diantaranya titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, gelap terang dan lainnya. Selain indah, Baligrafi harus tetap bisa dibaca dan tidak sembarangan menempatkan aksara.
Hal tersebut diingatkan Tim Dewan Juri dalam lomba Baligrafi serangkaian Bulan Bahasa Bali, yang diikuti oleh Kabupaten /kota se -Bali, di Ruang Sinema, Gedung Ksirarnawa Kota Denpasar, Rabu, 17 Februari 2021.
Tujuh peserta lomba dari kabupaten kota di Bali mampu menguasai proses membuat seni tulisan Baligrafi. Selain memiliki kemampuan menulis aksara , seorang penulis seni baligrafi juga menguasai dasar seni rupa yang cukup. Dari lomba Baligrafi, tampil sebagai pemenang adalah Duta Kota Denpasar meraih Juara I, disusul Kabupaten Klungkung Juara II dan Kabupaten Badung menempati juara III.
Menurut salah satu juri lomba Baligrafi Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn., (Dosen ISI Denpasar), Baligrafi merupakan karya seni melukis, suatu seni yang memang baru, dimana melukis menggunakan huruf -huruf atau aksara Bali.” Nah bagi seumuran mereka masih muda cukup berat memahami aksara yang dirangkai, karena disamping menempatkan aksara yang baik atau komposisinya yang bagus, porsi kharakter dan estetiknya juga diperhatikan, yang jelas Baligrafi harus tetap bisa terbaca, kuncinya pemahaman menulis yang harus dikuasai dulu dan kemampuan dasar seni rupa juga harus bagus,” jelas Gulendra.
Sementara juri lainya Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn., yang juga Dosen Institut Seni Indonesia, Denpasar mengungkapkan, melihat bacaan para peserta secara umum mereka mampu menguasai, mengkreasikan pengembangan melukis baligrafi bisa menjadi karya seni.” Bagaimana mengkomposisikan, menata huruf, huruf Bali sangat komplit, dan sedikit beban karena menyangkut dengan aksara,” jelas Bendi yang diamini pula oleh Ni Wayan Sariyani S.Pd., M.Hum., Guru SMPN. 1 Kuta Selatan selaku juri.
Lanjut Bendi, dari segi kesempurnaan art atau seni secara umum, memang seni Baligrafi kedepanya lebih banyak ruang pelatihan. Bagaimana membicarakan komposisi warna baik estetikanya, penempatan aksaranya sebagi karya seni, sehingga semakin banyak yang mengartikan sastra lewat seni melukis dan bisa dibaca, dinikmati keindahanya maka pemaknaan dibalik karya seni itu sendiri dapat dipahami masyarakat luas,” tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Teknis Bulan Bahasa Bali Made Mahesa Yuma Putra mengatakan melalui lomba Baligrafi ini bertujuan untuk melestarikan aksara, bahasa dan sastra dalam bentuk penulisan naskah. Baligrafi ini sebagai suatu rangkain huruf atau sastra yang memiliki suatu makna. “Penulis Baligrafi ini memang sangat langka, makanya kita panitia pelaksana kegiatan dalam rangka Bulan Bahasa Bali 2021 ini melaksanakan workshop sebelumnya dan lomba Baligragi. Intinya untuk mengajak masyarakat agar tertarik untuk membuat suatu rangkaian aksara yang bermakna itu,” terangnya.(*)