Translate

April 26, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI : “PAUMAN” OLEH SANGGAR GHANA SWARA PELIATAN

Keberadaan lembaga sosial tradisional di Bali salah satunya Banjar untuk memecahkan suatu masalah di dalam kehidupan bermasyarakat, warga sering mengadakan pertemuan (musyawarah dan mufakat). Di Bali dikenal dengan istilah Paruman atau Paum dan sering juga disebut sangkep atau seangkep yang dalam artian bahasa Indonesia SEPAKAT. Paum umumnya membahas hal-hal yang dianggap perlu dan biasa diselenggarakan secara rutin (nitya kala) atau juga insidental (padgata kala). Dalam peristiwa paruman atau paum, sering terjadi perdebatan, perbedaan pendapat, usulan, tanya jawab, keluh kesah, antara masyarakat atau istilah Balinya BRAYA, ada juga masyarakat atau braya yang acuh tak acuh, ngedumel dan lain-lain.

Pelaksanaan paruman agar menjadi lancar dan damai, biasanya sebelum paum, masyarakat menghaturkan CANE untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, semoga pauman berjalan lancar dan permasalahan mudah dipecahkan bersama serta masyarakat pada setuju, sepakat atau istilah Balinya IGUM. Apabila semua permasalahan telah dipecahkan bersama-sama dan semua agenda telah terlaksana serta karma Banjar pada igum atau menyepakati hasil daripada paum, maka pauman krama Banjar sudah selesai. Dengan adanya perbedaan pendapat maka kita dapat kembali menciptakan suasana kedamaian saling adung rasa dan saling asah, asih, asuh.