Translate

April 20, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI : MESIKIAN OLEH SANGGAR KELAPA GADING

Diceritakan kehidupan masyarakat di Kerajaan Kencana Putra yang kini hidup serba keterbatasan dengan kegiatan bertani. Suatu hari ketika para istri (dayang) dari petani sedang mencari sayur mayor untuk kebutuhan makanan sehari-hari, disebelah pondok peristirahatan para petani mereka bercerita terkait keadaan kehidupan masa kini yang serba kesulitan, mereka memanggil istri-istri mereka untuk berkumpul. Seorang pimpinan masyarakat yang disebut Bandesa Adat memiliki rencana dan solusi mengatasi permasalahan kesulitan kehidupan masyarakat yang berada pedesaan untuk bertemu dengan pihak Puri yaitu Raja dari penguasa Puri Kencana Pura. Akhirnya mereka sepakat untuk berangkat menuju kerajaan, dalam perjalanannya menuju kerajaan dilihatlah oleh Kepala Desa (Raja Buduh) yang pada saat itu sedang bersenda gurau di halaman kerajaan yang membuat mereka curiga apa yang akan dicari oleh Bandesa adat ke Kerajaan. Melihat kejadian tersebut mereka akhirnya menyusul dan dalam perjalanan bertemulah dengan pihak kerajaan yaitu Pepatih dari Kerajaan disanalah mereka menceritakan kejadian tersebut bahwa Bandesa akan meminta bantuan untuk dibagikan kepada seluruh warga dalam mengatasi kesulitam masyarakat di pendesaan dan mereka sepakat untuk merencanakan sesuatu akan hal yang diminta oleh Bandesa Agung tersebut. Selanjutnya mereka mencari jalan pintas bisa sampai lebih awal bertemu dengan Sang Raja. Dalam pertemuan tersebut mereka sama-sam membahas kesulitan yang ada di masyarakat. Saat itu sang Raja memberikan mandate kepada Patih untuk membagikan sembako untuk masyarakat. Setelah selesai membahas permasalahan tersebut dengan Sang Raja pihak Patih dan Kepala Desa (Raja Buduh) telah membuat kesepakatan dalam pembagian sembako tersebut agar mendapatkan keuntungan banyak.
Berbagai cara telah dilakukan oleh Kepala Desa (Raja Buduh) untuk dapat menguasai seluruh hasil panen rakyat sekaligus tanah dari masyarakat. Akhirnya target mereka (Raja Buduh) didapatkan bahwa salah satu warga belum mendapatkan sembako dari pihak Kerajaan, disanalah kesempatan didapatkan sampai mereka mendapatkan seluruh hasil panen padi yang dimiliki salah satu warga karena tidak dapat mengembalikan uang yang dipinjam oleh warga tersebut. Sampai berlanjut menjadi perdebatan oleh para petani yang memiliki sawah tersebut karena padinya tidak diketahui di panen oleh pihak lain. Akhirnya mereka membawa seluruh hasil panen ke Kerajaan untuk menyelesaikan pertikaian tersebut dan akhirnya keburukan yang dibuat oleh Patih dan Raja Buduh terbongkar dan terselesaikan dengan damai.