Translate

May 3, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI : BALANCE OLEH KOMUNITAS NAPAK TUJU

Diceritakan pada abad ke 8, tersebutlah seorang pendeta bernama Rsi Markandhya yang melakukan perjalanan suci menuju tanah Bali. Beliau merasakan energi yang luar biasa dari Pulau Blai, sehingga ingin membangun peradaban baru di sana. Berangkatlah beliau dari Pasraman beliau di Gunung Raung , Jawa Timur beriringkan 800 orang pengikut. Sesampainya di Bali, Maha Rsi Markandhya bersama pengikutnya merabas hutan untuk dijadikan pemukiman. Namun seluruh pengikutnya tewas terserang wabah dan dimangsa hewan buas. Akhirnya beliau kembali ke Gunung Raung. Di Pasraman Beliau, Rsi Markandhya melaksanakan Tapa Brata untuk memohon petunjuk Hyang Kuasa.

Akhirnya beliau mendapat pawisik untuk mendem Panca Datu di kaki gunung Agung. Rsi Markandhya kembali menuju Bali dengan 400 pengikut. Sesampainya di kaki Gunung Agung, beliau pun melakukan upacara Mendem Panca Datu yaitu lima elemen penyeimbang kekuatan alam yang terdiri dari perak, tembaga, emas, besi dan Mirah. 5 elemen tersebutlah diyakini sebagai penyeimbang kekuatan alam yang disimbolkan dengan Tapak Dara. Setelah mendem Panca Datu tersebut, seluruh pengikut Rsi Markandhya mendapatkan keselamatan. Sehingga tempat mendem Panca Datu tersebut diberi nama Basukih yang berasal dari kata Basukian yang berarti keselamatan.