Translate

April 30, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Konservasi Lontar di Banjar Kesimpar Kelod Teben, Abang Karangasem dari 29, Hanya Sembilan Lontar Teridentifikasi Sisanya Rusak

Festival Konservasi Lontar di Kabupaten Karangasem dipusatkan di rumah I Nyoman Winarta yang beralamat di Banjar Kesimpar Kelod Teben, Desa Kesimpar, Kecamatan Abang, Kamis (16/2). Festival yang menjadi bagian kegiatan Bulan Bahasa Bali ke-5 itu mengkonservasi sebanyak 29 lontar, terdiri dari 3 lontar cakepan dan 26 lontar embat-embatan. “Kami hanya bisa mengidentifikasi sebanyak 9 lontar yang terdiri 1 lontar cakepan dan 8 lontar embat-embatan,” kata Wakil Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Abang, I Nyoman Suita,S.Pd.

Sementara jenis lontar yang tidak bisa teridentifikasi karena kondisi lontar dalam keadaan rusak dan kebanyakan lembarannya hilang. Tim Penyuluh sebagai kepanjangan tangan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu telah melakukan berbagai upaya, namun banyak lontar yang tak bisa teridentifikasi. Lontar yang masih utuh dan bisa teridentifikasi, diantaranya jenis lontar Pupuh Dangdang, Geguritan, Iti Jatining Keputusan, Keputusan Sanghyang Aji Siwa Sumadang, Keputusan Taru Premana, Pasisigan, Wariga dan 2 buah Lontar Kekawin.

Pria tamatan IKIP PGRI Bali S1 Jurusan Bahasa Sastra dan Daerah Bali ini mengatakan, lontar-lontar yang masih lestari ini biasa dibaca oleh pemilik lontar itu sendiri. Walau tak begitu lancar, namun ia memiliki semangat untuk membaca kembali lontar yang sudah ada semenjak ia lahir. Terkadang, ia dibantu temannya dalam membaca lontar tersebut. Lontar-lontar itu merupakan warisan leluhurnya. Lontar itu disimpat di tempat suci, sehingga tak sembarang yang membacanya.

Menurut Suita, dalam mengindentifikasi lontar milik Winarta diawali dengan persembahyangan bersama penyuluh Bahasa Bali dan pemilik lontar. Selanjutnya menyerahkan alat-alat konservasi lontar berupa minyak sereh, kuas, lap, benang, tisu dari Tim Konservasi Lontar Dinas Kebudyaan Provinsi Bali kepada Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Abang, I Wayan Sejana,S.Pd. Lalu, dilanjutkan dengan konservasi dan identifikasi lontar secara bersama-sama.

Sementara Winarta mengucapkan banyak terima kasih kepada tim penyuluh Bahasa Bali, serta Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang memiliki program konservasi dan identifikasi lontar milik warga. Apalagi, konservasi dan identifikasi lontar miliknya dilakukan bertepatan dengan Bulan Bahasa Bali, maka ia merasa sangat bersyukur. Adanya program pemerintah ini, ia merasa sudah ada yang memperhatikan dan merawat lontar miliknya. “Tim dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bisa hadir dalam kegiatan ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Tim Penyuluh Bahasa Bali sudah memperhatikan lontar kami, sehingga nantinya bisa dirawat dan diselamatkan, sehingga bisa diberikan kepada generasi berikutnya,” ucapnya penuh syukur. (*)