Translate

April 29, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Gubernur Buka Bulan Bahasa Bali IV 2022

DENPASAR-Gubernur Bali, Wayan Koster membuka secara resmi Bulan Bahasa Bali (BBB) IV di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center pada Anggara Pon, Menail, Selasa (1/2/2022). Saat pembukaan itu Gubernur dan pejabat yang hadir “nyurat lontar” (menulis diatas daun lontar) diatas panggung kemudian menampilkan sesolahan (pertunjukan) Sandhyagita “Ranu Murti” oleh Sanggar Seni Bungan Dedari ISI Denpasar yang membeberkan kisah munculnya air dan manfaat bagi kehidupan.

Bulan Bahasa Bali Tahun 2022 mengusung tema “Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening”, Air Sumber Pengetahuan, bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai representasi pengetahuan yang mengalir tiada henti memancarkan kebajikan, kesejahteraan, dan kemuliaan dunia. “Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali IV adalah untuk membumikan Visi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali hingga ke seluruh Desa Adat di Bali,” kata Gubernur Koster.

Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam upaya pelestarian, pengembangan, dan pemajuan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Hal ini membuktikan bahwa Pemprov Bali sangat peduli terhadap usaha penguatan dan pemajuan Bahasa, Aksara, Sastra Bali. “Meskipun kita masih dalam situasi Gering Agung Covid-19 seperti sekarang ini, usaha pelestarian dan pengembangan Bahasa, Aksara, Sastra Bali tidak boleh berhenti, karena tiga unsur inilah yang merupakan akar Kebudayaan Bali. Hanya dengan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang merupakan sari-sari pemikiran para Leluhur dan Lelangit Bali, kita mampu memahami inti Kebudayaan Bali sesungguhnya,” ungkapnya.

Acara ini merupakan implementasi Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan Alam Bali beserta Isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia Sakala-Niskala. “Agenda Bulan Bahasa Bali tahun ini, dapat dibagi menjadi 6 (enam) kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugrahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama,” imbuhnya.

Menurut Koster, seluruh kegiatan tersebut bertujuan membumikan tema “Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening”, Air Sumber Pengetahuan. Oleh sebab itu, selain sebagai usaha pelestarian dan pengembangan Bahasa, Aksara, Sastra Bali, acara Bulan Bahasa Bali IV sekaligus sebagai media untuk mengetuk hati Krama Bali agar senantiasa menjaga, menyucikan, dan memuliakan Danau, Mata air, Sungai, dan Laut sebagai sumber kehidupan. “Semoga penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali ini memberikan manfaat bagi Krama Bali,” harapnya.

Apabila seluruh Krama Bali, generasi muda bersemangat dan guyub melestarikan dan mengembangkan Bahasa, Aksara, Sastra Bali sebagai warisan budaya, sudah tentu tidak perlu khawatir terhadap dampak dari dinamika perkembangan zaman saat ini, dengan segala permasalahan dan tantangannya. “Semoga penyelanggaraan Bulan Bahasa Bali ini dapat menjadi pemicu semangat masyarakat semua untuk melestarikan dan mengembangkan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, sehingga dapat menguatkan dan memajukan kebudayaan Bali,” ujarnya.

Kepala dinas kebudayan Provinsi bali, Prof. Dr. Gde Arya sugiarta dalam laporannya mengatakan, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali digelar secara Daring dan Luring. Termasuk kegiatan Wimbakara (lomba-lomba) yang digelar secara luring bertempat di Gedung Ksirarnawa diantaranya Nyurat Aksara Bali (SD), Ngwacen Aksara Bali (Daa Truna), Pidarta (Bendesa Adat), Nyatua Bali (Paiketan Krama Istri), dan Wiwada (Debat) Mabasa Bali (SMA/SMK). Sebagai pesertanya dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Sementara untuk kategori umum, ada lomba Musikalisasi Puisi Bali, Artikel Mabasa Bali, Komik Online Mabasa Bali, Poster Online Mabasa Bali dan Fotografi untuk Caption Mabasa Bali. lomba ini digelar secara luring dan daring.

Kriyaloka (workshop) seperti Nyurat Aksara Bali (menulis aksara Bali) di Komputer menghadirkan narasumber Dipl-Ing. Made Suatjana (Pangripta Aplikasi Bali Simbar), dan Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum. (Akademisi Prodi Sastra Bali, Universitas Udayana). Untuk workshop Wariga menghadrikan narasumber Ida Padanda Gede Buruan (Pakar Wariga), dan I Gede Marayana (Pakar Wariga dan Palelintangan). Untuk workshop wariga bertempat di wantilan dan nyurat aksara Bali bertempat di Gedung Mahodara Mandara Giri Bhuana (MMGB) sebelah Timur Gedug Kriya, Taman Budaya Bali.

Kegiatan Widyatula (seminar) Basa, Aksara, dan Sastra dengan topik “Usadha Toya” dengan narasumber Dr. I.B. Suatama (UNHI) dan Dr. Gede Made Anadi (UHN I Gusti Bagus Sugriwa). Widyatula dengan topik “Widya Basa (Ekolinguistik) Toya” menghadirkan narasumber Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum. (FIB Uunud) dan Dr. Ketut Paramarta (Undiksha). Sementara Widyatula dengan topik “Banyu Jeroning Sastra” menghadirkan narasumber I Ketut Eriadi (Jurnalis) dan Drs. I Ketut Sumarta M.Si. (MDA Provinsi Bali), sedangkan Widyatula (Bedah Lontar) dengan judul “Usadha Sawah” digelar secara Luring di Wantilan dengan pembicara
Dr. Drs. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si. (Universitas PGRI Mahadewa Indonesia).

Khusus dengan kegiatan pameran berlangsung di Gedung Kriya dengan menghadirkan berbagai jenis karya, seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Lontar atau Aksara Bali (Widya Aksara), Buku atau Lontar (milik Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Produk Kreatif Berbasis Lontar Usadha (Herbal Taru Pramana), dan Komunitas Digital Bahasa, Aksara, Sastra Bali (BASAbali WIKI, FMIPA UNUD, STIKI Indonesia).

Bulan Bahasa Bali IV ini menyajikan sesolahan (pertunjukan) Apresiasi Seni Sastra dari Sanggar Mahasaba FIB Udayana yang dirangkaikan dengan Peluncuran Buku “Padmabhuwana Bali” karya Wakil Gubernur Bali. Peluncuran buku ini akan dilakukan oleh Gubernur Bali. Berikunya berupa Apresiasi Seni Sastra dari Teater Angin SMAN 1 Denpasar. Diisi pula dengan penyerahan penghargaan namun, sebelum itu akan ditayangkan Profile Penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada dua orang tokoh pengabdi bahasa aksara dan sastra Bali berupa piagam, pin dari emas seberat 25 gram dan uang Rp 100 juta masing-masing penerima.(sur)