Translate

April 26, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Gong Kebyar Anak-anak Duta Kabupaten KARANGASEM.

Bernostalgia dengan Dolanan Di Gong Kebyar Anak

 

Dolanan anak memang menyenangkan. Dolanan anak pun dapat dikemas dalam beragam jenis pementasan seni. Termasuk di Parade Gong Kebyar Anak-Anak di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019. Kali ini yang tampil duta Karangasem dan duta Gianyar.

Sesekali nyanyian anak-anak saat berlakon dalam garapan dolanan (maplalianan) membuat penonton bertepuk tangan dan ikut bernyani. Tak sedikit penonton seolah terhanyut akan garapan dolanan Gianyar dan Karangasem dalam Parade Gong Kebyar Anak-Anak. Penonton dari berbagai kalangan usia telah memadati panggung terbuka Ardha Candra, Jumat malam (5/7) sebelum dimulainya acara pada pukul 19.30 wita. Tak sedikit bapak-bapak terlihat sedang mengangkat tinggi-tinggi anaknya yang masih balita agar bisa menyaksikkan garapan kedua kabupaten ini. Kabupaten Karangasem yang diwakili oleh Sekaa Gong Anak-Anak Panji Semara Giri, Desa Padangaji, Kecamatan Selat, Karangasem ini menjadi penampil pertama yang mempersembahkan Tabuh Kreasi Kosalya Arini sebagai pembuka. Tak selang 15 menit, tabuh pun usai dan dilanjutkan dengan eloknya gerak para penari dalam Tari Belibis. Dalam materi tari kreasi, Kabupaten Karangasem hadir dengan garapan bertajuk Tari Kreasi Padang Aji, dimana para penari yang seluruhnya perempuan berlakon sebagai petani kecil yang berangan-angan menjadi putri yang amat cantik.

Tak sampai di situ, kehadiran anak-anak dengan Dolanan bertajuk Maplalianan Makekiling berhasil menghibur penonton dengan pola tingkah lucu anak-anak yang memainkan baling-baling. “Garapan ini terinspirasi dari tema PKB Bayu Pramana, dimana kami ingin agar anak-anak semakin akrab dengan angin sebagai bagian dari sumber daya alam yang berharga,” tutur Ni Made Kinten selaku koreografer Maplalianan Makekiling. Sekaa Gong Anak-anak Bumi seni Gianyar yang diwakili oleh Sanggar Alit Sundari, Desa Batuyang Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar hadir sebagai penampil kedua. Materi tabuh kreasi, Gianyar hadir dengan garapan berjudul Tabuh Kreasi Natah Awak. Seusai telinga dimanjakan dengan tabuh kreasi, mata pun tertuju pada penampilan Tari Kidang Kencana yang memperlihatkan lincahnya gerak kijang yang melompat kesana-kemari. Terisnpirasi dari gigihnya Bambang Ekalawya sosok pemanah  handal, tari kreasi Kabupaten Gianyar pun mengambil judul senada dengan sosok yang digarap. Para lelaki menari dengan gagahnya, menirukan ketangguhan Bambang Ekalawya sebagai pemanah yang pantang menyerah akan keadaan. Sebagai penampilan terakhir, Gianyar menutup penampilan dengan dolanan Mesujang-sujangan karya Komang Dedi Diana. Dalam dolanan ini, anak-anak yang masih polos itu tampak menggemaskan berlomba-lomba menjadi pemenang. Sesekali penonton menirukan nyanyian Mesujang-sujangan yang merupakan permainan khas di masa lalu, dan tentunya membawa penonton ke alam nostalgia akan manisnya permainan dimasa lalu (*).