Translate

April 30, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. TAMAN BUDAYA : SENI LUKIS BATUAN LINTAS ZAMAN OLEH PERKUMPULAN PELUKIS BATURULANGUN BATUAN

Dinamika dan keberadaan seni lukis gaya Batuan sesungguhnya memiliki lapis demi lapis historis dan lintas zaman. Jejaknya dapat dirunut hingga masa kerajaan Bali Kuno. Pada sebuah prasasti berangka tahun 944 Caka (1012 M), tersebutkan nama Raja Marakata dari Wangsa Warmadewa, dan diterakan pula istilah “citrakara”, yakni sebentuk penghormatan kepada seseorang ataupun empu yang mumpuni dalam bidang melukis.

Keindahan lukisan gaya Batuan ini juga mewarnai khazanah seni rupa Indonesia bahkan dunia, terbukti dengan diakuinya seni lukis tradisional gaya Batuan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2018.

Melalui sejumlah pameran yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pelukis Baturulangun, Batuan, menyajikan karya-karya dengan langgam klasik Desa Batuan berikut buah cipta perupa muda yang menampilkan ciri eksplorasi kekinian yang mempribadi –tidak lagi bersitegang antara tradisi, modern dan kontemporer.

Peragaan seni virtual ini merespon sejumlah karya seni lukis gaya Batuan yang merupakan koleksi di Gedung Mahudara Mandara Giri Bhuvana, UPTD. Taman Budaya Denpasar, diantaranya karya Ida Bagus Made Wija “Galungan”, Ida Bagus Made Togog berjudul “Ngaben” dan “Bedawang Nala”, karya I Wayan Bendi “Pasar”, I Dewa Nyoman Tjita “Tari Bali di Pura Desa Batuan”, dan lain-lain. Termasuk pula lukisan yang dipamerkan dalam pameran Pelukis Baturulangun “Endih Baturan” di Taman Budaya Denpasar tahun 2018. Tayangan ini dilengkapi pula wawancara dengan seniman Batuan diantaranya I Made Tubuh, Ketut Sadia, dan Wayan Diana, serta pengamat seni rupa Dr. Jean Couteau dan Ketua HIMUSBA yang juga pendiri ARMA, Bapak Agung Rai.