Translate

April 24, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. TAMAN BUDAYA : MEMBUKA DUNIA BARU OLEH RUMAH BUDAYA PENGGAK MEN MERSI

EKSPLORASI mode seni pertunjukan di masa pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) lewat karya lukis, merupakan momentum sekaligus tantangan bagi kalangan seniman baik seni rupa maupun seni pertunjukan.

Diantaranya, perupa I Putu Arif “Lelong” Suciawan, dari Banjar Babakan, Canggu, Badung dengan karya yang dibuat sejak tahun 2014 silam, menghadirkan pesan dan warna tersendiri di dunia seni rupa. Tak sekedar karya tulis yang menyajikan pesan – pesan emosional bagi perupa, melainkan Arif Suciawan bagaikan seorang “peramal” yang memprediksi tatanan kehdupan berkesenian di masa mendatang.

Ramalan lewat karya tentang tatanan kehidupan berkesenian saat pandemic ini, telah tersirat jelas lewat goresan, garis, warna, symbol, atau kode yang terlukis dalam empat karya milik Arif Suciawan.

Ada 4 karya seni lukis yang disuguhkan, menghadirkan sajian pementasan seni tari tradisi (sosok penari topeng) dalam satu pemanggungan dengan media acrylic diatas kanvas yang diberi judul “Membuka Dunia Baru”.

Pada umumnya, seni pertunjukan tradisi maupun kesenian sacral dipertunjukan secara langsung di depan penonton dengan konsep pemanggungan atau ada tempat pertunjukan. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi di masa depan, perupa muda Arif Suciawan, punya firasat dimana orang akan bias menonton pertunjukkan tersebut ke dnia panggung berbeda, darimana saja cukup menggunakan alat bernama handphone atau dikenal gadget. Pementasan seni seperti ini dinamakan sajian pentas seni virtual.

Terbukti, lembaran tatanan kehidupan era baru, telah hadir dihadapan kita. Tanpa sadar, Pandemi Covid-19, memaksa kebiasaan manusia berubah total, tak terkecuali dunia seni panggung yang saat ini hadir lewat media virtual. Tanda – tanda itu terekam jelas dalam karya lukis Topeng dalam panggung seni tradisional yang dibubuhi berbagai aplikasi pada lembaran kain “Langse” kerap dipasang setiap ada pementasan seni pertunjukan tradisional di Bali seperti Topeng, Arja, Drama Gong.

Dan di kain langse itu, tak saja Nampak sebagai elemen riasan, Arif memasukan berbagai aplikasi seperti YouTube, Facebook, Talk, Line, Twitter, dan sebagainya.

Karya ini akan direspon oleh seorang penari Topeng. Dengan bertitik tolak pada sajian atraksi seni diatas panggung, tempat – tempat pentas dan stage yang selama ini enjadi pusat – pusat pertunjukan seni, baik itu seni tradisi, sakral, ataupun seni modern. Termasuk, Ardga Cndra, Taman Budaya Bali sebagai tempat pentas termegah di Bali.

Panggung itu hamper tak pernah sepi dari hajatan pagelaran seni (Ajang Pesta Kesenian Bali). Namun, di tengah pandemic Covid-19, yang mengharukan orang tidak berkumpul, tinggal di rumah saja, dan selalu menjaga jarak, maka menonton sebuah pertunjukan seni itu lebih aman lewat media social. Dengan sebuah handphone, semua seni pertujukan itu dapat disaksikan dengan baik tanpa harus pergi ke tempat pertunjukan.