Translate

April 29, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. TAMAN BUDAYA : KEMBANG MATSARA RAGA OLEH SANGGAR GENTA WISESA

Dikisahkan sebuah kerajaan MEDANG KEMULAN  dimana sang raja memiliki pandita atau penasihat raja. Pada suatu ketika sang raja sangat bersedih karena mendengar keluh kesah rakyatnya, karena jagad medang kemulan diterpa wabah yang mengerikan, tanah mulai tidak subur, dan hama menyerang tanaman warga, atas kejadian ini maka dipanggilah pandita kerajaan dan pandita kerajaan menyarankan melaksanakan upacara prayascita gumi, tetapi pelaksanaan yadnya ini harus menggunakan sarana KEMBANG MATSARA RAGA yang hanya tumbuh di daerah hutan tenget.

Sementara dikisahkan hiduplah seorang dukuh di tengah hutan tenget, dmn sang dukuh ini dijaga oleh seorang raksasa yang sangat sakti, siapapun yang berani masuk ke hutan tenget apalagi akan mengganggu ki Dukuh maka raksasa ini akan membinasakannya. Dahulu raksasa ini adalah seorang bidadari kahyangan Indra Loka yang dipastu oleh dewa indra karena telah berani menyicipi hidangan dewa Indra. dalam pastunya Dewa Indra “wahai engkau dedari kahyangan, kamu akan kembali ke wujud aslimu sebagai dedari kahyangan jika telah bertemu dengan seorang kesatriya yang membutuhkan sarana yadnya” Dewa indra memberikan kembang yang sangat sakti kepada dedari ini sehingga dedari ini berubah wujud seperti Dewi Durga.

Pada saat raja medang kemulan mencari kembang matsara raga sebagai sarana upacara, beliau melintasi hutan belantara, disana beliao bertemu dengan raksasa penjaga hutan, berkali kali sang raja berusaha untuk megalahkan raksasa ini tapi tidak berhasil, sampai sampai sang raja putus asa. Dala keputus asaannya sang raja akhirnya bertemu dengan seorang dukuh dan memberikan nasehat kepada sang raja. Dimana sang raja hanya dapat menemukan kembang matsara raga jika beliao bisa menyupat raksasa dan menyucikan jiwa sang raksasa. Akhirnya dengan kesaktian sang raja berhasil mengembalikan jiwa sang raksasa menjadi paripurna. Sebagai gantinya sang raja mendapatkan kembang matsara raga yang digunakan sebagai sarana upacara.