Translate

May 4, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. TAMAN BUDAYA : GEJOLAK JIWAKU OLEH SANGGAR SENI DHARMA TAKSU

Dimasa pendemi sekarang ini, keadaan menjadi sangat terpuruk membuat semua orang atau beberapa profesi pekerja menjadi kesusahan. virus corona tidak memandang jabatan, kasta, agama dll. Seluruh dunia merasakan dampak dari virus ini, dalam situasi sekarang yang dibutuhkan adalah ketenangan dalam menghadapi keadaan ini. Berjuang dan bertahan hidup untuk kedepannya, dan tidak tau kapankah pendemi ini akan berakhir. Keadaan ini menjadi sebuah beban bagi semua orang dan profesi pekerjaan tertentu, salah satunya adalah SENIMAN.

Salah satu pekerjaan yang terdampak di masa pendemi sekarang adalah pekerja seni, semua kegiatan atau acara yg berhubungan dengan seni pertujukan harus ditiadakan. Salah satunya adalah pesta kesenian bali, dimana dalam setiap tahun ajang kesenian ini sebagai media berkayanya seniman seluruh bali khususnya. Disini Seniman benar benar di uji oleh virus corona ini, menguji sebarapa kuat dan sabar menghadapi keadaan skrg ini. Dari keadaan pendemi ini, penggarap ingin mengungkapkan apa yg dirasakan oleh seniman, karakter dan rasa yang ada di dlam diri seniman, yang membuat bagaimana sabarnya seorang seniman pada saat ini.

Perasaan kalut yg sangat di rasakan bercampur aduk di dalam diri seniman. Setiap orang memiliki rasa dan karakter masing masing, dalam situasi pendemi sekarang ini, berbeda beda ungkapan yg di keluarkan dari setiap orang. dan memiliki elemen atau karakter yang berbeda, tetapi dalam diri seniman ke empat elemen ini ada, setiap elemen mengisi rasa di jiwa seniman. Ada empat elemen, yaitu :

  1. Elemen udara
  2. Elemen bumi
  3. Elemen air
  4. Elemen api
  • Elemen udara

Elemen ini ada di dalam diri sebagai penenang atau memberi kesejukan. Dimana pada saat kita merasakan suatu permasalahan seperti keadaan pendemi skrg ini, elemen udara yang ada di dalam diri inilah kita kendalikan, memberi ketenangan dan kesejukan.

  • Elemen bumi

Elemen ini adalah tempat makhluk hidup untuk berpijak dan sebagi tumpuan. Bumi atau tanah menggambarkan kemampuan fisik dan kepastian suatu tindakan, dimana kita mengambil suatu tindakan harus berfikir terlebih dahulu apa yang akan terjadi.

  • Elemen air

Elemen ini bersifat lembut tetapi juga bisa menjadi kuat bila dibutuhkan, ini mengajarkan kita keseimbangan. Bersifatlah seperti air, kemana pun mengalir dan bagaimanapun ruang yang di isi atau di lintasi selalu terisi penuh.

  • Elemen api

Elemen api ini merupakan lambang dari semangat yang terus membara dan tetap ada. Dengan semangat yang terus membara bagai api, tentu kita tidak akan mudah menyerah dan terus berjuang.

Dari keempat elemen ini, masing masing memiliki arti dan karakter yang berbeda, ke empat elemen inilah yang akan di ungkapkan dalam karya ini, dari kegelisahan seorang seniman dimana iya merasakan keterpurukan dimasa pendemi ini, tetapi perasaan kalut yang di rasakan dalam dirinya tidak membuat putus asa, ke empat elemen inilah yang bisa membuat

perasaan kalut itu menjadi kuat. kuat untuk menghadapi pendemi sekarang ini, dimana setiap elemen itu dimiliki satu oleh setiap orang yang mengkarakterkan dirinya, tapi di dalam diri seniman ke empat elemen ini ada. Udara, bumi, air dan api ada di dalam diri seniman, ke empat elemen inilah yang bisa di kendalikan, membuat perasaan yang terpuruk, sedih, bingung dan gelisah bisa di atasi oleh seniman. Dan dari semua perasaan yg di rasakan, dalam karya ini muncul tokoh topeng arsa wijaya, dimana karakter tokoh topeng arsa wijaya ini yang patut di tiru. Arsa yang berarti perasaan atau rasa, dan wijaya yang berarti diri, dimana rasa yang ada di dalam diri kita bisa dikendalikan dan harus kita kendalikan. Dan juga karakter Kewibawaan, ketenangan dan bijaksana menghadapi suatu permasalahan. Mengalir seperti air, tenang seperti angin, berdiri kokoh di atas tanah dan semangat membara seperti api. Dalam situasi inilah kita harus bisa mengendalikan semua itu khususnya ke empat elemen yang ada di dalam diri kita