Translate

April 24, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

UPTD. MUSEUM BALI : ANGIN SEMARA OLEH SANGGAR TABUH NARA ISWARA

Kisah anak-anak dan remaja yang haus akan informasi tentang kehidupan seni dan taksu yang benar-benar bisa dilihat dari Bali yang sebenarnya “yen saje cening megetih Bali …, nang kebatang liman ceninge jani …”

Cinta tentang seorang penari cilik yang mengagumi seni tari Bali. Mereka pun tanpa sengaja sering mendengar percakapan orang tua di desa mereka tentang tempat yang dekat dengan rumah mereka yaitu “Le Mayeur” Saking terinspirasinya mereka tentang cerita tempat yang bernama Le Mayeur akhirnya sampai terbawa ke alam mimpi bertemu di tempat yang bernama Le Mayeur dengan pasangan Ni Pollok dan Adrien Jean Le Mayeur.

Ditempat itu mereka diajarkan tari Legong Keraton begitu bahagianya anak-anak ini dapat diajarkan langsung oleh Ni Pollok disaksikan oleh seniman lukis kelas dunia. Di sinilah mereka melihat bagaimana Taksu Bali mendunia melalui tempat yang bernama Le Mayeur dengan seni tari Bali menjadi ikon terdepan. Inilah yang menjadi inspirasi dari lahirnya tari “Angin Semara” Dari spirit tempat yang mengandung sejarah ini yang sekarang bernama Museum Le Mayeur mereka menjadi optimis bahwa Taksu Bali menyala di pulau ini sepanjang hayat di darah anak-anak dan remaja ini mengalir deras Taksu itu.

Mereka optimis bahwa di masa depan nanti dia akan mengawal Taksu Bali melalui seni tari Bali melalui Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.