Translate

May 16, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Serunya Lomba Mesatua Krama Istri se-Bali

Wimbakara (lomba) mesatua diikuti kalangan ibu-ibu (paiketan krama istri) mewakili sembilan kabupaten/ kota di Bali, berlangsung seru dalam agenda Bulan Bahasa Bali IV yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Jumat (18/2/2022). Tampil total untuk menjadi yang terbaik dipertontonkan peserta krama istri kepada dewan juri. Seperti kemampuan menguasai panggung, ekspresif, menarik dan komunikatif.

Tema, penokohan, alur cerita hingga pesan yang disampaikan masing -masing peserta lomba menjadi pertimbangan mutlak dalam penilaian lomba Nyatua Tingkat Provinsi Bali tersebut.
Cerita yang dibawakan sebagian besar mengambil cerita tantri, dengan penokohan antara yang baik dan jahat, dalam upaya menjaga dan melestarikan ekosistem lingkungan. Hal ini sesuai dengan tema Bulan Bahasa Bali IV ‘Danu Kerthi, Gitaning Toya Ening’ yakni memuliakan air sumber pengetahuan.

Namun adapula peserta yang melenceng menyajikan satua dengan memaksakan alur cerita yang tidak ada kaitanya dengan tema air. “ Kami mengapresiasi ada peningkatan peserta lomba dari kalangan krama istri, rata-rata cukup bagus, tidak kaku, namun ada beberapa catatan, seperti ketidaksesuaian dengan tema, pengucapan kata-kata yang kurang sesuai dengan kaidah bahasa Bali yang benar, namun secara umum penampilanya mereka cukup baik, jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, ” kata Dr. IB Rai Putra, M.Hum selaku dewan juri didampingi dewan juri lainya I Gede Tarmada dan Ni Komang Ari Pebriyani.

Dijelaskan, nyatua bukanlah seperti memberi dharma wacana, Nyatua ada tema di dalamnya, ada tokoh cerita yang disuguhkan, dan kemampuan komunikatif dengan penonton. “ Interaksinya jelas, apa isi cerita juga mampu disampaikan, kemudian pengucapan kata-kata, karena ini lomba Bahasa Bali harus diperhatikan, tidak boleh sembarangan, pengucapanya harus benar, baik awalan akhiran tepat diucapkan,” ungkapnya.

Kedepan, lanjut IB Rai Putra, upaya pembinaan di daerah agar ditingkatkan. Lomba-lomba nyatua di tingkat kabupaten digairahkan lagi, sehingga muncul pembawa cerita -cerita Bali yang andal semakin banyak. “ Dalam cerita Bali sangat banyak topik yang bisa dikembangkan, terlebih ajang Bulan Bahasa Bali menjadi wadah melahirkan para pendongeng Bali yang andal, sehingga banyak orang yang berbicara tentang cerita -cerita Bali yang memiliki catatan literasi sehiangga semakin banyak membicarakan pengetahuan dan nilai -nilai keluhuran Bali tentang pelestarian dan sebagainya,” tandas Gus Rai.

Dalam lomba ini, Tim Juri akhirnya menyepakati pemenang lomba Nyatua Bali Bulan Bahasa Bali IV 2022, menempatkan Duta Krama Istri Kabupaten Badung menjadi juara I, disusul Krama Istri Kabupaten Gianyar juara II dan Krama Istri Duta Kota Denpasar meraih Juara III.

Diberitakan sebelumnya, Kepala dinas kebudayan Provinsi Bali, Prof. Dr. Gde Arya Sugiarta mengatakan, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali digelar secara Daring dan Luring. Termasuk kegiatan Wimbakara (lomba-lomba) yang digelar secara luring bertempat di Gedung Ksirarnawa diantaranya Nyurat Aksara Bali (SD), Ngwacen Aksara Bali (Daa Truna), Pidarta (Bendesa Adat), Nyatua Bali (Paiketan Krama Istri), dan Wiwada (Debat) Mabasa Bali (SMA/SMK).

Sebagai pesertanya dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Sementara untuk kategori umum, ada lomba Musikalisasi Puisi Bali, Artikel Mabasa Bali, Komik Online Mabasa Bali, Poster Online Mabasa Bali dan Fotografi untuk Caption Mabasa Bali. lomba ini digelar secara luring dan daring.

Kriyaloka (workshop) seperti Nyurat Aksara Bali (menulis aksara Bali) di Komputer menghadirkan narasumber Dipl-Ing. Made Suatjana (Pangripta Aplikasi Bali Simbar), dan Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum. (Akademisi Prodi Sastra Bali, Universitas Udayana). Untuk workshop Wariga menghadrikan narasumber Ida Padanda Gede Buruan (Pakar Wariga), dan I Gede Marayana (Pakar Wariga dan Palelintangan). Untuk workshop wariga bertempat di wantilan dan nyurat aksara Bali bertempat di Gedung Mahodara Mandara Giri Bhuana (MMGB) sebelah Timur Gedug Kriya, Taman Budaya Bali.

Kegiatan Widyatula (seminar) Basa, Aksara, dan Sastra dengan topik “Usadha Toya” dengan narasumber Dr. I.B. Suatama (UNHI) dan Dr. Gede Made Anadi (UHN I Gusti Bagus Sugriwa). Widyatula dengan topik “Widya Basa (Ekolinguistik) Toya” menghadirkan narasumber Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum. (FIB Uunud) dan Dr. Ketut Paramarta (Undiksha). Sementara Widyatula dengan topik “Banyu Jeroning Sastra” menghadirkan narasumber I Ketut Eriadi (Jurnalis) dan Drs. I Ketut Sumarta M.Si. (MDA Provinsi Bali), sedangkan Widyatula (Bedah Lontar) dengan judul “Usadha Sawah” digelar secara Luring di Wantilan dengan pembicara
Dr. Drs. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si. (Universitas PGRI Mahadewa Indonesia).

Khusus dengan kegiatan pameran berlangsung di Gedung Kriya dengan menghadirkan berbagai jenis karya, seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Lontar atau Aksara Bali (Widya Aksara), Buku atau Lontar (milik Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Produk Kreatif Berbasis Lontar Usadha (Herbal Taru Pramana), dan Komunitas Digital Bahasa, Aksara, Sastra Bali (BASAbali WIKI, FMIPA UNUD, STIKI Indonesia).(*)