Translate

April 26, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Penutupan Bulan Bahasa Bali 2020

Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menutup secara resmi Bulan Bahasa Bali 2020 yang ditandai dengan pemukulan gong di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis (27/2). Sebelum kegiatan yang berlangsung sebulan 1 – 27 Pebruari 2020 itu ditutup, diisi dengan penyerahan hadiah dari 17 ragam Wimbakara (lomba) dan penyerahan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada Ida Bagus Sunu Pidada, sastrawan dari Griya Pidada Klungkung.

Wakil Gubernur yang akrab disapa Cok Ace mengatakan, Bulan Bahasa Bali terselenggara sesuai dengan Pergub No. 80 tahun 2018, tentang pelestarian Bahasa dan Aksara Bali. “Kami sangat senang melihat antosias masyarakat terlibat sebagai peserta dalam ajang Bulan Bahasa Bali 2020. Hal ini membuktikan banjar, desa adat, desa atau kelurahan, kecamatan dan kabupaten penuh semangat dalam melestarikan sastra Bali yang menjadi akar budaya Bali,” katanya dalam sambutannya.

Wagub Cok Ace menambahkan, walau Bali memiliki banyak lontar, tetapi masyarakatnya tidak bisa membaca susah juga. Karena itu, akar itu mesti dijaga agar tidak rusak, sehingga bisa mengajegkan Bahasa dan Aksara Bali. “Saya mengucapkan selamat kepada para peseta yang telah meraih prestasi. Semoga hal ini menjadi motipasi bagi anak-anak yang lain, sehingga mampu meningkatkan rasa cinta terhadap Aksara dan Sastra Bali,” harapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan “Kun” Adnyana mengatakan, masyarakat Bali sangat antusias dengan perhelatan Bulan Bahasa Bali merupakan yang kerdua ini. Semula hanya menargetkan 5.000 peserta, namuan setalah berlangsung peserta mencapai 5.500an peserta yang aktif. Para peserta itu terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti wimbakara (lomba), krialoka (workshop), maupun widyatula (diskusi).

“Dari kalangan milenial yang yang terlibat,” ucapnya Menurut Kadis Kun Adnyana, kaum millennial ini mengikuti lomba-lomba berbasis online. Bahkan, boleh dibilang pesertanya dua kali lipat dari pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun lalu. Jenis lomba itu adalah lomba vlog, komik online dan sebagainya. “Kami akan lebih menekankan lagi pada peserta prasara (pameran) untuk pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun depan. Tahun depan bisa dikombinasi dengan industri kreatif berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, sehingga masyarakat bisa menikmati apa sih hilirisasi dari kerja pelindungan bahasa, aksara dan sastra Bali ini,” jelasnya. (Sur)