Translate

April 26, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

DISBUD PROV. BALI : MANGU POLE WISESA OLEH KOMUNITAS SENI DAN BUDAYA TUGEK CARANGSARI

Pokok  dari pertunjukan ini adalah pewayangan / pakeliran tradisi yang dikombinasikan dengan adegan tari dan tabuh secara langsung dan ditambah dengan sound efect / musik elektro. Mengisahkan beberapa orang seniman yang berdialog membicarakan situasi dan kondisi masyarakat dan dunia saat ini yang terkena dampak pandemi COVID-19. diyakini pada jaman dahulu juga sudah ada wabah seperti ini, sehingga salah satu seniman mengisahkan sebuah cerita yang di ambil dari sumber kala tatwa.

Dikisahkan dewi uma di kutuk oleh dewa siwa dan beliau berada di tengah kuburan (setra ganda mayu). dewi durga merasa tidak terima dan marah, akhirnya beliau melakukan yoga. akibat dari yoga tersebut munculah berbagai macam jenis penyakit yang sangat aneh. dunia di selimuti oleh wabah penyakit dan banyak manusia meninggal dunia.

Melihat hal tersebut dewa siwa segera turun ke bumi untuk menemui dewi durga. namun ke dua nya tidak bisa bertemu oleh karena berbeda rupa. dewa siwa kemudian berubah wujud menjadi kala prajapati.

Dalam pertemuan tersebut tiba-tiba kama dewa siwa jatuh ketanah dan menyebabkan dunia berguncang. kemudian dewa siwa memberikan bisama. bahwa kama beliau yang jatuh ke tanah akan tumbuh menjadi pohon kayu diantaranya kayu kepah, kayu kepuh, kayu pole dan kayu kuda.  Di antara keempat kayu tersebut, dewa siwa memberikan anugrah kekuatan magis yang sangat tinggi kepada kayu pole. beliau juga bersabda bahwa jika ada manusia yang ingin meniru atau membuat perlambang dewa siwa dan dewata lainnya, maka pergunakanlah kayu pole tersebut.

Setelah kejadian tersebut, banyak masyarakat Bali yang membuat perlambang (tapakan) yang kemudian di sucikan sebagai simbol ketuhanan. tapakan-tapakan inilah yang kemudian di pergunakan sebagai sarana untuk menghilangan wabah penyakit secara niskala.

Jumat, 19 Juni 2020