Translate

May 4, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

DISBUD PROV. BALI : GRUBUG OLEH SANGGAR TEATER MINI

Secara singkat sosiodrama diartikan sebagai “Drama Penyuluhan”. Sebagai drama penyuluhan, dia berfungsi sangat spesifik, yakni berfungsi: informatif dan edukatif. Bentuk serta isi penyajiannya pada dasarnya fulgar artinya sangat gamblang atau jelas, agar semua orang bisa memahaminya. Tentu sangat diupayakan agar penikmat seni tidak bersusah-payah merenung atau mengerutkan dahi untuk dapat menangkap maknanya.

Sosiodrama Grubug COVID-19 ini, mengangkat dua (2) buah cerita mithologi hindu, masing-masing berjudul : (1) Ratu Gede Mecaling dan (2) Panca Durga. Keduanya bertemakan pandemi (grubug) yang terjadi pada jaman dahulu kala. Dari kedua mithologi ini diperoleh informasi, bahwa konon pada jaman kisah itu terjadi, masyarkat bali pernah tertimpa grubug dahsyat. Pada masa Ratu Gede Mecaling, masyarakat bali mengalami kematian demi kematian akibat terserang wabah ngutah mising (muntaber). Pada masa turunnya Panca Durga, masyarakat bali terserang grubug berupa segala jenis penyakit yang terbawa oleh udara dari segala penjuru, menyusup ke dalam makanan, minuman dan saluran pernafasan.

Dalam suasana yang diliputi dengan kengerian, ketakutan, kecemasan serta keputus-asaan itu, tiba-tiba saja orang bali yang masih tersisa mendapat pawisik dari sunyaloka, tentang petunjuk bagaimana caranya menghadapi atau memutus mata rantai penyebaran grubug tersebut. Mendapat pawisik ini, tentu saja masyarakat Bali yang masih hidup merasa sangat bersyukur. Dengan tulus mereka mematuhinya, menjalani petunjuk-petunjuk dengan disiplin dan bertanggung-jawab. Akhirnya, astungkara dalam satu dua bulan kemudian, keadaan mulai membaik dan terus membaik, sampai kehidupan masyarakat bali benar-benar menjadi normal kembali.

Wabah yang terjadi pada jaman terjadinya cerita mithologi itu, sepertinya ada kontekstualnya atau ada benang merahnya dengan peristiwa pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat ini, termasuk melanda masyarakat jagat bali. Jika dirunut dari masa klasik tempo dulu itu, sangat mungkin masyarakat bali sudah berulang kali terlanda grubug dengan berbagai sebab penyakit, entah itu bernama: bakteri, kuman, virus, dan entah apa namanya lagi.