Translate

May 3, 2024

Dinas Kebudayaan

Mari Lestarikan Tradisi & Kebudayaan Bali

Di Kabupaten Gianyar, Bulan Bahasa Bali IV Konservasi Lontar Jero Mangku Ketut Suja

Festival Konservasi Lontar serangkaian Bulan Bahasa Bali IV di Kabupaten Gianyar dipusatkan di rumah Jero Mangku Ketut Suja, tepatnya di Banjar Sembuwuk, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring. Dalam festival ini Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melibatkan Tim Penyuluh Bahasa Bali yang berhasil mengidentifikasi 30 cakep lontar dari 36 cakep lontar yang ada. “Sisanya, 6 cakep lontar lagi keberadaannya rusak. Lembarannya tercecer dan sebagian lagi dimakan rayap,” kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Tampaksiring, Ni Putu Suastini, S.Pd yang bertugas sebagai ketua konservasi, Sabtu (5/2/2022).

Lontar yang merupakan warisan leluhur Jero Mangku Ketut Suja itu terdiri dari Lontar Usada Ila, Usada Rare, Tutur Sang Hyang Aji Saraswati, Kawisesan, Dalem Sumedang, Kertabasa, Usada Edan, dan lainnya. Lontar-lontar yang ada itu memang dirawat oleh pemiliknya, namun kurang menggunakan alat yang tepat, sehingga ada aksaranya yang tidak bisa dibaca dan sebagain dimakan rayap hingga rusak. “Lontar-lontar yang bisa diidentifikasi itu, keberadaannya masih bagus, namun kurang bersih saja,” ucapnya.

Semua lontar itu dirawat dengan menggunakan campuran minyak sereh dengan alkohol 95% dengan perbandingan 1:1. Tim penyuluh itu membersihkan setiap lembar lontar dengan cara dikuas untuk menghilangkan debu yang menempel. Setelah dianggap bersih dari debu, Tim kemudian mengolesi minyak dengan cara menggunakan lap yang digosok perlahan dengan satu arah. Setelah seluruh bagian lontar bersih, lalu diangin-anginkan, sehingga minyak mengering dan meresap pada daun lontar.

Wanita yang akrab disapa Jro Suasti itu menjelaskan, berdasarkan data tahun 2021 Penyuluh Bahasa Bali di Kabupaten Gianyar sudah menyelamatkan sebanyak 2340 cakep lontar yang keberadaannya tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Gianyar. Jenis lontar yang ada sangat beragam, diantaranya Lontar Usada, Tutur, Kanda, Puja, Mantra, Wariga, Sasana dan lainnya. semua lontar tersebut milik warga. “Kalau dari semua kecamatan di Giaanyar, Tim Penyuluh paling banyak mengindentifikasi di Kecamatan Blahbatuh yang berjumlah 688 cakep lontar, sejak 2021,” paparnya.

Sementara Jero Mangku Ketut Suja mengatakan, selaku pewaris lontar warisan leluhurnya, dirinya telah membersihkan lontar secara berkala. Disamping itu juga mengecek kondisi lontar agar lontar tidak jamuran. “Keadaan lontar kami cukup baik, namun banyak keadaan lontar yang bercampur dengan cakep lainnya dan juga terlepas, sehingga kamik merasa kesulitan untuk menentukan kelompoknya. Jujur, sebelumnya kami belum pernah merawat dengan menggunakan alat-alat yang seharusnya. Kami hanya membersihkan dengan kuas, tapa minyak sereh,” akunya polos.

Lontar yang ada memang biasa diambil lalu dibacanya. Maklum, dirinya belum memiliki generasi baca lontar, sehingga lontar itu hanya dibaca sekedarnya pada saat Hari Suci Saraswati. “Nah, sebelum mengupacarai dan membacanya pada Saraswati, kami melakukan pembersihan sekedarnya. Jadi, kami membersihkan setiap 6 bulan sekali dengan alat seadanya,” pungkas Jero Mangku Ketut Suja. (*)